Minggu, 19 Mei 2013

Menolak Kampanye Kondom Untuk HIV AIDS

Sabtu, 1 Desember 2012
#WORLD AIDS DAY

Saya adalah orang yang menolak Ide Penggunaan Kondom dalam penanganan HIV AIDS. Meski hal itu dikhususkan untuk kalangan yang beresiko: pekerja sex dan pelanggannya. Mungkin pendapat saya ini, akan ditolak oleh para pegiat preventif dalam penanganan penyakit. Latar belakang saya juga dari sana, tapi saya punya pendapat lain.

Kenapa saya menolak ide Penggunaan Kondom ini?. Pertama, karena ide ini tidak menyelesaikan permasalahan HIV/AIDS secara keseluruhan. Maka sejak awal saya menolak ide Kampanye Menkes tentang Penggunaan Kondom beberapa bulan lalu. Karena ide ini tidak menyelesaikan. Penggunaan Kondom tdk mencabut masalh HIV AIDS dari akarnya. Ia hanya sedikit memngkas pucuk masalahnya. #WAD2012

PSK itu "menjajakan", alasan utamanya adalah Faktor Ekonomi. Sedangkan mereka yang suka "jajan" adalah karena Faktor Moral & Keluarga. Coba saja adakan survei untuk mengetahui alasan kenapa mereka memilih pekerjaan sebagai PSK, mayoritas akan bermuara pada alasan ekonomi. Coba juga survey kenapa mereka suka "jajan". Mayoritas akan bermuara karena alasan moralitas yang rendah oleh karena nilai-nilai agama yang lemah pada mereka itu.


Coba juga survey kenapa mereka suka "jajan". Mayoritas (juga) karena alasan ketidakharmonisan di dalam Rumah Tangga. Menurut saya alasan-alasan diataslah yang harus diperhatikan. Fokus Menkes seharusnya pada Tiga Aspek diatas. Dana untuk HIV AIDS harus dialokasikan untuk menangani hal-hal tersebut 


Bagaimana langkah pencegahan yang paling mungkin dilakukan untuk saat ini?. Saya masih menyepakati penggunaan kondom, karena kondisinya darurat, tapi bersyarat.

Syarat pertama: penggunaan kondom hanya dibolehkan untuk: PSK dan Orang yang suka jajan. Syarat kedua : kondom tidak boleh dijual bebas. Tapi oleh Institusi yang resmi. Saya rekomendasi dari kemenkes atau Dinkes. Syarat ketiga : Berikan batasan waktu dibolehkannya penggunaan kondom dengan memenuhi syarat pertama dan kedua di atas.  Syarat keempat : segera alihkan secara maksimal upaya penanganan HIV/AIDS pada penyelesaian 3 alasan mengapa PSK dan mereka yang suka jajan terjadi. Sudah saya sebutkan.

Hal yang tidak kalah penting adalah adanya pelibatan seluruh Stake Holder yang bisa membantu upaya penyelesaian 3 faktor terjadinya PSK dan jajan tadi. Bisa Tokoh Masyarakat dan seterusnya

Ini ide saya, untuk salah satu aspek sumber penularan HIV AIDS  dari Sex bebas oleh PSK dan mereka yang suka jajan. Saya tidak melarang orang berhubungan sex tapi berhubungan sex harus dengan pasangan yang syah dan dibolehkan. Saya tidak berpikir hanya untuk saat ini, tapi untuk masa-masa yang akan datang. Saya hanya sedang berpikir tentang mentalitas anak-anak yang akan lahir setelah hari ini jika ide penggunaan kondom terus digaungkan.

Efek pada hadirnya mentalitas yang bobrok akan membuat kita sengsara sebagai sebuah bangsa, bahkan sampai beberapa generasi mendatang. Kampanye penggunaan kondom tanpa syarat-syarat yang sudah saya ajukan, borpotensi dipahami: "silahkan berhubungan Sex, bebas!! tapi pakai kondom biar aman". Ini sangat berbahaya, apalagi basis moral dan agama anak-anak muda yang "berantakan", ditambah lagi dengan keharmonisan banyak keluarga yang tidak baik. Berisiko!!

Ide penggunaan kondom, hanya menyelesaikan masalah dipucuknya. Padahal mentalitas yang bobrok akibat sex bebas yang "aman" hancurkan generasi bangsa yang efeknya akan dirasakan sampai beberapa generasi mendatang. Maukah kita begitu? Saya kira hanya orang tidak waras yang mengingkan hal itu terjadi.

Untuk masalah ekonomi, kita mulai dari para PSK, menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka. Memang susah. Tapi harus mulai dari sini! Untuk moralitas & keluarga, kita kuatkan lagi nilai-nilai agama dan budaya yang mampu cegah sex bebas. Masukan dalam kurikulum pendidikan. Untuk moralitas & keluarga bisa gunakan banyak cara. Yang pertama kurikulum pendidikan. Bisa juga dengan menghidupkn lagi budaya-budaya lokal yang baik.2

Jangan pernah pisah-pisahkan kan lagi nilai-nilai agama dan budaya Indonesia dalam kurikulum pendidikan. Itu hanya lahirkan Split Personality. Juga, jangan pernah memandang aspek penyakit fisik sebagai satu-satunya dampak sex bebas. Karena kita ini manusia. Bukan hewan, Juga, jangan pernah lagi menyelesaikan masalah kita hanya dengan paradigma penyelesaian sesaat dan sempit. Ada generasi bangsa sesudah kita. Kita yang hidup saat ini, bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai yang bisa membuat generasi mendatang hidup dengan penuh kebanggaan 


 Sekian. Ceremony WAD 2012, tidak boleh lagi terulang. Saya berharap kelak, WAD 2012 hanya akan jadi sejarah, bahwa kita pernah memperingatinya.

1 komentar:

  1. My Fair, Is My Fair, Is My Fair, is My Fair Casino?
    I'm an online 도레미시디 출장샵 casino https://febcasino.com/review/merit-casino/ and have been kadangpintar playing at Fair since 2018 and it's still not herzamanindir.com/ getting better. I am a https://jancasino.com/review/merit-casino/ young and inexperienced gambler,

    BalasHapus